Angka Stunting 2022 di Bondowoso Turun 5 Persen

Penanganan stunting (gangguan tumbuh kembang anak) di Bondowoso selama setahun terakhir membuahkan hasil positif. Berdasarkan hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting di kabupaten berjuluk Kota Tape, ini mencapai 32 persen.

Angka itu turun 5 persen dari tahun sebelumnya. Yakni, angka prevalensi stunting pada 2021 sebesar 37 persen. Meski begitu, PR besar penanganan stunting belum selesai, karena Bondowoso masih peringkat dua tertinggi angka stunting dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, Agus Winarno mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat angka prevalensi stunting di Bondowoso turun 5 persen. Dari 37 persen pada 2021 turun menjadi 32 persen pada 2022.

"Penurunan angka prevalensi stunting di Bondowoso menjadi 32 persen pada 2022 karena intervensi atau keterlibatan banyak pihak dalam penanganan. Dinkes tidak jalan sendirian, tapi melibatkan berbagai instansi, seperti Dinsos P3AKB, Dispendik, semua OPD Pemkab, TNI, Polri, dan komunitas masyarakat," katanya, Kamis 2 Maret 2023.

Kendati mampu menurunkan 5 persen, menurut Agus, sejumlah evaluasi penanganan stunting di Bondowoso harus ditingkatkan. Ini untuk mendukung target penurunan prevalensi stunting di Jawa Timur pada 2024 mencapai 14 persen.

"Dengan peningkatan penanganan stunting, kita berharap pada 2023 berhasil menurunkan lagi angka prevalensi stunting di Bondowoso bisa lebih dari lima persen," ujar mantan Kabag Umum Sekretariat DPRD Bondowoso itu.

Dandim 0822 Letkol Arm Suhendra Chipta menyerahkan bantuan makanan bergizi mendukung penurunan stunting di Bondowoso. (Foto:Guido/Ngopibareng.id)
Dandim 0822 Letkol Arm Suhendra Chipta menyerahkan bantuan makanan bergizi mendukung penurunan stunting di Bondowoso. (Foto:Guido/Ngopibareng.id)

Untuk merealisasikan harapan tersebut, Agus menerangkan, diperlukan sarana prasarana memadai penunjang penurunan stunting di Bondowoso. Salah satunya, melengkapi USG dan antropometri di semua Puskesmas, Ponkesdes, dan Posyandu.

"Dari 25 Puskesmas di Bondowoso sudah memiliki USG dan tenaga medis dokter serta bidan mumpuni. Kita masih kekurangan alat ukur antropometri. Tahun kemarin minta bantuan 150 unit, pada 2023 kita target ada pengadaan lagi dari pusat dan provinsi maupun dari kabupaten,"tetangnya.

10 Kabupaten/Kota Prevalensi Stunting tertinggi di Jatim 2022;

1. Jember: 34,9%

2. Bondowoso: 32%

3. Situbondo: 30,9%

4. Ngawi: 28,5%

5. Lamongan: 27,5%

6. Bangkalan: 26,2%

7. Kota Batu: 25,2%

8. Tuban: 24,9%

9. Bojonegoro: 24,3%

10. Lumajang: 23,8%

*Sumber: Survei SSGI 2022